Kamis, 13 November 2014

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN V (KOMUNITAS)



MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN V (KOMUNITAS)
Pelayanan Kesehatan Pada Wanita Sepanjang Daur Kehidupan Tentang Skrining Dan Deteksi Dini Kanker Mamae
Dosen Pengampu : Restu Prihadini W, S.SiT





Disusun Oleh:
Kelompok 7
1.    Hidayatul Rizki        (AKU.11.024)
2.    Inas Nurfitriana       (AKU.11.026)


AKADEMI KEBIDANAN UNISKA KENDAL(AKU)
Jl.Soekarno –Hatta No.99 Kendal
TAHUN AJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR

            PUji syukur Penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT,atas kesempatan dan kesehatan yang diberikanNYA. Pada kesempatan ini penulis akan membahas tentang “pelayanan kesehatan wanita sepanjang daur kehidupan”. Dari berbagai sumber yang penulis kutip dan sehingga terbentuknya suatu makalah ini. Semoga makalah yang sederhana ini bisa bermanfaat meskipun makalah ini masih banyak kekurangannya.
Dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih atas kerjasama kelompok dan support dari pembimbing. Kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis agar makalah ini menjadi sempurna.


Kendal,     April 2013


Penulis


















DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................ i
KATA  PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR  ISI................................................................................................................ iii
BAB  I  PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang................................................................................... ....... 1
B.     Tujuan................................................................................................. ....... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.     Skrining.............................................................................................. ....... 2
B.     Deteksi dini......................................................................................... ....... 6
BAB III PENUTUP
A.     Kesimpulan......................................................................................... ....... 8
B.     Saran.................................................................................................. ....... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. ....... 9





















BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Secara garis besar periode daur kehidupan wanita melampaui beberapa tahap diantaranya bayi, masa kanak-kanak, masa pubertas, masa reproduksi,  menopause/klimakterium. Masing-masing masa itu mempunyai kekhususan, karena itu gangguan pada setiap masa tersebut juga dapat dikatakan khas karena merupakan penyimpanan dari faal yang khas pula dari masa yang bersangkutan.
Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.

B.  Tujuan
1.    Mengetahui bentuk skrining wanita sepanjang daur kehidupan.
2.    Mengetahui bentuk deteksi dini wanita sepanjang daur kehidupan.














BAB II
PEMBAHASAN

A.  Skrining Kanker Mamae
1.    Pengertian Skrining
Usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang yang terlihat sehat, atau benar – benar sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan.
2.    Tujuan Skrining
Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditentukan.
a.   Bayi
1)  Pada bayi perempuan telah memiliki folikel primordial sebanyak 750000,yang kelak akan dikeluarkan ketika ovulasi.
2)  Genetalia interna dan eksterna sudah terbentuk,sehingga sudah dapat dibedakan dengan bayi laki-laki.
3)  Pada usia 10 pertama, masih terpengaruh oleh hormone estrogen sehingga kadang ditemukan pada bayi terjadi pembengkakan payudara(kadang disertai sekresi cairan seperti air susu),kadang juga ditemukan perdarahan pervaginam seperti menstruasi.
4)  Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP (kuesioner pra skrining perkembangan) adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

b.   Masa kanak-kanak
1)    Pada periode ini merupakan periode penting dalam tumbuh kembang anak.perkembangan otak sangat cepat,sehingga pada masa ini disebut fase pertumbuhan dasar.
2)    Pada periode ini juga merupakan masa kritis dimana anak memerlukan ransangan atau stimulasi untuk  mengembangkan otak kanan dan otak kirinya.
3)    Bentuk skrining terhadap tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan menggunakan DDST (denver developmental screening test), sehingga bisa diketahui atau dinilai perkembangan anak sesuai usia nya.

c.   Masa pubertas
1)      Merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
2)      Masa pubertas ditandai dengan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder (pembesaran payudara, tumbuhnya rambut di pubis, ketiak) sampai kemampuan bereproduksi.
3)      Cepat lambat seorang anak memasuki masa pubertas dipengaruhi bangsa iklim, gizi, kebudayaan. Semakin baik gizi seseorang semakin cepat akan memasuki masa pubertas.
Adapun skrining yang di lakukan pada masa puberitas yaitu :
1)      Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjalani ‘sadari’ (periksa payudara sendiri – saat menstruasi – pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid) di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun atau lebih. Bagi wanita usia lebih dari 30 tahun dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri maupun ke bidan atau dokter untuk setiap tahunnya.
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring.
Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin.
Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak). Cara melakukan :
a)    Tahap 1
Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.
b)    Tahap 2
Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.
c)     Tahap 3
Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.
d)     Tahap 4
Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/ tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.
Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.
a)    Tahap 1. Persiapan
Dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan .Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan. Periksa payudara Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan Circular.
b)    Tahap 2. Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.
c)    Tahap 3. Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar.
Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar. Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae.
d)    Tahap 4. Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara.
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.
e)    Tahap 5. Memeriksa Ketiak
Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

d.   Masa reproduksi
            Masa reproduksi merupakan masa terpenting bagi wanita (biasanya seorang wanita memasuki masa ini selama 33 tahun). Pada masa ini seorang wanita telah mampu mencetak generasi baru dengan hamil, melahirkan, dan menyusui.
Seorang wanita yang dalam keadaan hamil apabila mendapatkan kebutuhan gizi sesuai maka akan melahirkan bayi yang sehat yang kelak akan tumbuh dewasa. Demikian pula pada saat wanita tersebut menyusui, apabila terpenuhi gizinya kemungkinan terjadi keterlambatan tumbuh kembang pada bayinya akan kecil.
Bentuk screening pada masa ini bisa diawali saat ibu melakukan kunjungan awal antenatal care. Pada saat ini bidan melakukan pemeriksaan terhadap ibu, dari hasil pemeriksaan dapat diperoleh hasil yang akan menentukan keadaan ibu dan janin. Bidan dapat melakukan screening terhadap ibu hamil yang mempunyai resiko.
3.    Manfaat Skrining
a.    Meminimalisir terjadinya penyakit yang di derita.
b.    Untuk mengetahui pengobatan apabila, diketahui adanya penyakit saat di lakukan skrining.
c.    Deteksi dini .
d.    Mencegah keparahan terhadap penyakit yang di derita.

B.  DETEKSI DINI
1.   Pengertian
Deteksi dini ialah usaha untuk mengidentifikasi/mengenali penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan tes (uji), pemeriksaan, atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat, benar-benar sehat, dan yang tampak sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan.

2.   Tujuan Deteksi Dini
Deteksi dini bertujuan untuk mengidentifikasi penyakit pada stadium yang lebih awal atau dengan kata lain menemukan adanya kelainan sejak dini.
Deteksi pada ibu hamil mengandung makna :
a.   Deteksi dini pada ibu hamil yang berisiko, akan dapat menurunkan angka kematian ibu.
b.   Kehamilan merupakan hal yang bersifat fisiologis, tetapi perlu perawatan dini yang khusus agar ibu dan janin sehat, tanpa pengawasan hal yang bersifat fisiologis dapat menjadi patologis.
c.   Bentu-bentuk komplikasi yang terjadi dalam kehamilan.
Kadar hemoglobin ibu kurang dari 8 gr%, tekanan darah ibu di atas 130/90 mmHg, terdapat udema diwajah, preeklamsi dan eklamsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada umur kehamilan lebih dari 32 minggu, sungsang pada primigravida, sepsis, prematur, gameli, janin besar, penyakit kronis pada ibu, riwayat obstetri buruk.


a.   Bayi dan Balita
Pada bayi dan balita deteksi dini dapat dilakukan dengan menggunakan DDST (denver devolopmental screening test).
Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang pada bayi :
1)     Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan yaitu untuk mengetahui atau menemukan status gizi kurang atau buruk.
2)     Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan bayi dan balita(keterlambatan),gangguan daya lihat,gangguan daya dengar
3)     Deteksi dini penyimpangan mental emosional yaitu untuk mengetahui adanya masalah mental emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian.
b.   Pubertas
1)     Gangguan pada masa puberitas sering kali diakibatkan oleh pola hidup remaja, dengan pola hidup yang sehat, akan mendapatkan tubuh yang sehat rohani dan jasmani.
2)     Gangguan menstruasi yang dialami pada remaja putri dapat merupakan indikasi adanya gangguan pada organ reproduksi wanita.
3)     Bidan dapat melakukan penyuluhan-penyuluhan, bimbingan pada remaja putri dalam konteks kesehatan reproduksi.
c.   Klimakterium, menopause, dan senium.
1)     Gangguan yang sering dialami pada masa ini adalah osteoporosis atau pengeroposan tulang, hipertensi dan lain-lain.
2)     Untuk melakukan deteksi dini pada masa ini salah satu program pemerintah yaitu posyandu lansia dapat merupakan solusinya. Pada masa ini seorang wanita secara reproduksi sudah tidak dapat berperan, namun bukan berarti terbebas dari resiko gangguan reproduksi. Salah satunya penyakit kangker serviks atau mulut rahim biasanya terjadi pada masa ini. Pap smear merupakan salah satu cara untuk mendeteksi adanya kangker mulut rahim.





BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa kami ambil dari masalah ini ialah Pada masa kanak-kanak sudah Nampak perbedaan antara anak pria dan wanita, terutama dalam tingkah lakunya, tetapi perbedaan ini ditentukan terutama oleh lingkungan dan pendidikan. Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya cirri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir kalau sudah ada kemampuan reproduksi. Masa ini merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun.  Klimakterium bukan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal, yang berlagsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause.

B.  Saran
Saran yang dapat kami berikan ialah, kesehatan reproduksi sangatlah memerlukan perhatian semua pihak. Pengetahuan dan pemahaman serta tanggung jawab yang tinggi sangat diperlukan dalam menangani masalah-masalah kesehatan reproduksi. Pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penannganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan sangat perlu diterapkan. Sehingga masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat kita perkirakan dan dapat kita tangani dengan baik sehingga tidak berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya. Demikianlah saran dari kami, jika ada kekurangan dari makalah ini kami menerima kritik dan saran yang membangun.







DAFTAR PUSTAKA


Meilani,niken,dkk.2009.kebidanan komunitas.fitramaya,Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar