Rabu, 12 November 2014

HUBUNGAN GIZI DENGAN MENARCHE



MAKALAH GIZI DALAM KESPRO HUBUNGAN
 GIZI DENGAN MENARCHE
Dosen Pengampu : Indri Subekti,S.SiT





Disusun Oleh kelompok 2 :
1.    Herlina                       (AKU.11.022)
2.    Hidayatul Rizki         (AKU.11.024)
3.    Inas Nurfitriana        (AKU.11.026)
4.    Irin Kartika Sari         (AKU.11.030)



AKADEMI KEBIDANAN UNISKA KENDAL(AKU)
Jl.Soekarno –Hatta No.99 Kendal
TAHUN AJARAN 2011/2012
KATA PENGANTAR

Assalamialaikum wr. wb
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada kita semua sehingga Makalah Hubungan Gizi dengan Menarche dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Kami berharap Makalah ini bisa memberikan wawasan luas untuk memahami manusia dari pendekatan teori ilmu kebidanan. Terlebih lagi untuk mahasiswi yang mendalami bidang kebidanan , dimana mereka kelak langsung berhubungan dengan manusia.
Selain itu juga, Kami berharap tulisan ini dapat menjadi dasar pengantar dari pemenuhan materi perkuliahan GIZI Dalam KESPRO untuk mahasiswi kebidanan, karana penyusunan materi disesuaikan dengan silabus dan standar kompetensi materi.
Seperti kata pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, dengan rendah hati kami berharap kepada Ibu Indri Subekti,S.SiT Selaku Dosen pengampu mata kuliah GIZI DALAM KESPRO kiranya dapat memberikan masukan, kritikan, dan tanggapan yang bersifat membangun untuk  penyempurnaan makalah kami.
Sebagai akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Semoga  Allah  SWT  meridhoi.  Amiin.
           
Kendal,    Desember  2012

                                                                                                                                   
Penyusun  

DAFTAR ISI

HALAMAN                                                                                                                           
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 
B. Rumusan Masalah 
C. Tujuan
D. Manfaat Penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORI
A.    Pengertian
1.    Status Gizi
2.    Parameter Status Gizi
3.    Istilah status Gizi
4.    Menarche

B.    Hubungan Status Gizi dengan Menarche

BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Masa remaja adalah periode yang paling rawan dalam perkembangan hidup seorang manusia setelah ia mampu bertahan hidup, dimana secara fisik ia akan mengalami perubahan fisik yang spesifik dan secara psikologis akan mulai mencari identitas diri. Dalam proses pencarian jati diri ini, remaja masih harus dihadapkan pada kondisi lingkungan yang juga membutuhkan penyesuaian kejiwaan.
Haid atau menstruasi, merupakan peluruhan dinding rahim yang terdiri dari darah dan jaringan tubuh. Hal ini berlangsung setiap bulan dan merupakan suatu proses normal bagi perempuan biasa. Dengan kata lain, menstruasi adalah suatu proses pembersihan rahim terhadap pembuluh darah, kelenjar-kelenjar dan sel-sel yang tidak terpakai karena tidak adanya pembuahan atau kehamilan (Panji Irawan 2010).
Pada remaja putri banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi menarche, antara lain adanya perubahan hormon yang mempengaruhi kematangan sel dan asupan gizi yang dkonsumsi saat menjelang datangnya menarche (Waryana 2010:113). Normalnya, seorang perempuan haid untuk pertama kali pada usia 12 atau 13 tahun. Tetapi ada juga yang mengalami menstruasi lebih awal (usia 8 tahun) atau lebih lambat yaitu pada usia 18 tahun. Menstruasi itu sendiri akan berhenti ketika perempuan sudah berusia sekitar 40-50 tahun, atau yang lebih dikenal dengan istilah menopause. Siklus menstruasi terjadi setiap 21-35 hari sekali, dengan lama haid berkisar 4-7 hari. Jumlah darah haid normal berkisar antara 30-40 ml (Panji Irawan 2010). Menarche merupakan tanda diawalinya masa puber pada perempuan.
Perkembangan seksual sekunder dipengaruhi oleh faktor endogen dan eksogen, antara lain status gizi, lingkungan, media massa, sosial ekonomi, dan derajat kesehatan secara keseluruhan. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan seksual sekunder untuk hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hypothalamus, pituitary, dan ovarium. Hormon yang berpengaruh terhadap terjadinya menarche adalah estrogen dan progesterone. Estrogen berfungsi mengatur siklus haid, sedangkan progesteron berpengaruh pada uterus, yaitu dapat mengurangi kontraksi selama siklus haid (Waryana 2010:117). Terdapat hubungan antara jumlah tertentu lemak tubuh dengan mulai dan berlangsungnya menstruasi. Teori ini menekankan bahwa menarche terjadi pada berat badan tertentu daripada usia tertentu pada seorang wanita. Menstruasi yang dating lebih tinggi biasanya disebabkan oleh beberapa faktor lain, diantaranya adalah berat badan yang berlebihan, aktifitas fisik, dan genetik. Selain itu dipengaruhi rangsangan-rangsangan kuat seperti film, buku-buku bacaan, dan majalah orang dewasa yang dapat mempercepat datangnya menstruasi lebih dini ( Waryana 2010:117) Sebuah hormon yang disebut hormone pelepas gonadotropin (Gonadotropin-Releasing Hormon atau GnRH) akan dihasilkan oleh sebuah kelenjar di bagian otak. GnRH akan merangsang kelenjar lainnya, yaitu kelenjar pituarita untuk melepaskan dua jenis hormon lain, yaitu Luteinizing Hormon (LH) dan (Follicle-Stimulating Hormon atau FSH). Pada perempuan FSH dan LH akan mempengaruhi indung telur (ovarium) untuk mulai membuat hormon estrogen. FSH, LH, dan estrogen bersama-sama akan terlibat dalam siklus menstruasi dan sekaligus mempersiapkan rahim agar siap untuk mengandung atau hamil (Waryana 2010:113) Makanan yang bergizi tinggi dan berlemak tinggi dan berasal dari hewani akan mengakibatkan pertumbuhan berat badan pada perempuan remaja. Kadar estrogen akan meningkat akibat kolesterol tinggi. Bukan hanya lemak dari komposisi tubuh saja tetapi sebaliknya dipengaruhi oleh faktor asupan makan dan faktor tidak adanya penyakit yang melemahkan. Suatu hal yang dapat mempengaruhi pembentukan hormone salah satunya adalah asupan gizi, dengan asupan gizi yang baik dapat mempercepat pembentukan hormone-hormon yang mempengaruhi datangnya menarche. Sehingga dengan perbaikan gizi atau asupan gizi yang baik dapat menyebabkan umur haid pertama menjadi lebih dini (Depkes RI 1997). Kekurangan nutrisi pada seseorang akan berdampak pada penurunan fungsi reproduksi. Pada wanita anoreksia kadar hormon steroid mengalami perubahan yaitu meningkatkan kadar testosterone serum dan penurunan sekresi 17-keto steroid dalam urine, diantaranya androsteron dan epioandrosteron, dampaknya terjadi perubahan siklus ovulasi (Waryana 2010:118).
B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat yaitu Pemahaman tentang penyakit yang menyertai kehamilan
 C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui akan hubungan gizi dengan menarche
2. Tujuan Khusus
a.Mengetahui apa saja penyebab hubungan gizi dengan menarche
D.  Manfaat
1.    Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
2.    Bagi Petugas Kesehata
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan







BAB II
TINJAUAN TEORI

A.  Pengertian
1.   Status Gizi
Status gizi adalah merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Selanjutnya, Mc. Laren menyatakan bahwa status gizi merupakan hasil keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya
Gizi atau nutrisi, merupakan ilmu yang mempelajari perihal makanan serta hubungannya dengan kesehatan. Ilmu pengetahuan tentang gizi (nutrisi) membahas sifat-sifat nutrient (zat-zat gizi) yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan (ketidakcukupan) gizi. Zat-zat gizi tidak lain adalah senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam makanan yang pada gilirannya diserap dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan tubuh kita.
Pertumbuhan normal tubuh memerlukan nutrisi yang memadai, kecukupan energi, protein, lemak dan suplai semua nutrien esensial yang menjadi basis pertumbuhan. Pertumbuhan remaja di negara yang sedang berkembang membutuhkan perhatian khusus pada nutrien vitamin A, seng atau protein selain kebutuhan energi yang adekuat. Berbeda dengan di negara barat, di sana dilakukan fortifikasi pada produk makanannya sehingga jarang ditemukan defisiensi nutrient.
Zat-zat nutrien dibagi dalam dua golongan besar yakni makro nutrien (zat gizi makro) dan mikro nutrien ( zat gizi mikro). Zat gizi makro merupakan komponen terbesar dari susunan diet serta berfungsi menyuplai energi dan zat-zat gizi esensial yang berguna untuk keperluan pertumbuhan sel atau jaringan, fungsi pemeliharaan maupun aktivitas tubuh.
Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok didalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Pada kelompok-kelompok umur tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok umur yang lain. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari :
Kelompok bayi : 0-1 tahun
Kelompok dibawah 5 tahun (balita) : 1-5 tahun
Kelompok anak sekolah : 6-12 tahun
Kelompok remaja : 13-20 tahun
Kelompok ibu hamil dan menyusui.
Kelompok usia lanjut
2.   Parameter Status Gizi
Parameter status gizi adalah ukuran yang menjadi patokan dalam menentukan status gizi seseorang. Ada beberapa parameter yang dapat digunakan dalam menilai status gizi seseorang, salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan antropometri. Antropometri telah lama dikenal sebagai indikator untuk penilaian status gizi perorangan maupun masyarakat
Table 2.1 Parameter Angka Kecukupan gizi 2004 bagi orang Indonesia    
No
Kelompok
Umur
Berat Badan (kg)
Tinggi badan (cm)
1
0-6 bulan
6
60
2
7-12 bulan
8.5
71
3
1-3 tahun
12
90
4
4-6 tahun
17
110
5
7-9 tahun
25
120
Laki-laki
6
10-12 tahun
35
138
7
13-15 tahun
46
150
8
16-18 tahun
55
160
9
19-29 tahun
56
165
10
30-49 tahun
62
165
11
50-64 tahun
62
165
12
60+ tahun
62
165
Wanita
13
10-12 tahun
37
145
14
13-15 tahun
48
153
15
16-18 tahun
50
154
16
19-29 tahun
52
156
17
30-49 tahun
55
156
18
50-64 tahun
55
156
19
60+ tahun
55
156
Pengukuran status gizi yang digunakan menurut WHO-NCSH
3.   Istilah status Gizi
BB/U:
Gizi lebihØ > 2.0 SD baku WHO-NCHS
Gizi baik -2.0 s.d. +2.0 SDØ
Gizi kurangØ <- 2.0 SD
Gizi BurukØ <-3.0 SD
TB/U:
NormalØ >= -2.0 SD baku WHO-NCHS
Pendek (stunted)Ø < -2.0 SD
Remaja dapat dibagi menjadi tiga sub fase yaitu :
1)    Early adolescent (11 – 14 th)
2)    Middle adolescent (15 – 17 th)
3)    Late adolescent (18 – 20)
Peristiwa yang paling penting pada usia remaja adalah pubertas, karena pubertas muncul dan berkembang pada rentang usia yang berbeda menurut jenis kelaminnya. Sangat sulit untuk membuat kategori pubertas secara kronologis karena itu untuk mendapat pola individu yang konsisten digunakan istilah tingkat perkembangan pubertas tanpa melihat usia. Tingkat perkembangan pubertas dibagi dalam tingkat awal, menengah dan lanjut. Gambaran perkembangan remaja memperlihatkan hubungan yang lebih erat dengan tingkat perkembangan pubertasatau tingkat maturitas kelamin (TMK). Tabel TMK yang sering digunakan adalah tabel Tanner yaitu :
Table 2.2  Klasifikasi Tingkat Maturitas Kelamin Anak Perempuan
TMK
Rambut Pubis
Buah Dada
1
Praremaja
Praremaja
2
Jarang, berpigmen sedikit, lurus atas medial labia
Menonjol seperti bukit kecil, areola melebar
3
Lebih hitam, mulai ikal, jumlah bertambah
Mammae dan areola membesar, tidak ada kontur pemisah
4
Kasar, keriting, banyak tapi belum sebanyak dewasa
Areola dan papila membentuk bukit kedua
5
Bentuk segitiga seperti pada perempuan dewasa tersebar sampai medial paha
Matang, papila menonjol, areola sebagai bagian kontur buah dada


4.   Menarche
Menarche adalah sebuah tanda dimana seorang remaja putri beranjak dewasa dan sudah siap menjadi seorang wanita seutuhnya dimana semua organ intim remaja putri tersebut telah siap untuk suatu system reproduksi (menghasilkan keturunan). Umur menarche yang semakin menurun ini dapat menyebabkan masalah remaja misalnya kehamilan diluar nikah.
Berdasarkan uji statistik, variabel antara genetik (status menarche ibu) dengan status menarche responden dan keterpaparan media elektronik orang dewasa dengan status menarche responden mengalami hubungan bermakna. Saran bagi sekolah adalah perlu dibentuknya program komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) atau penyuluhan yang berkala mengenai kesehatan repoduksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi menarche serta dapat mengikutsertakan orang tua siswi, khususnya ibu, agar mereka dapat memiliki pengetahuan yang benar mengenai kesehatan respoduksi khususnya menarche, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan atau membahayakan si anak melalui pergaulan bebas tidak terjadi.
Masa remaja awal (TMK 2) pada anak perempuan biasanya antara usia 10 – 13 tahun berlangsung selama 6 bulan – 1 tahun. Pada anak laki-laki awal tumbuh usia 10,5 – 15 tahun yang berlangsung antara 6 bulan – 2 tahun. Masa remaja menengah (TMK 3 – 4) anak perempuan timbul pada usia 11 – 14 tahun berlangsung sampai 2 – 3 tahun. Pada anak laki-laki usia 12 – 15,5 tahun berlangsung antara 6 bulan – 2 tahun. Masa remaja lanjut (TMK 5) anak perempuan rata-rata usia 13 – 17 tahun dan anak laki-laki usia 14 – 16 tahun.


B. Hubungan Status Gizi dengan Menarche
Menarche adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja wanita sangat mempengaruhi terjadinya menarhe baik dari faktor usia terjadinya menarhe, adanya keluhan-keluhan selama menarhe maupun lamanya hari menarhe. Secara psikologis wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah atau tegang. Tetapi pada beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur
Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang mendapat menstruasi pertama lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya pada gadis yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan daripada yang sudah menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan (TB) mereka sama. Pada umumnya, mereka menjadi matang lebih dini akan memiliki body mass index (indeks masa tubuh, IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama.
Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut :
IMT =Berat badan (Kg)
Tinggi badan(m) x tinggi badan(m)
Table 2.3  Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut :
status gizi
Kategori
IMT
Kurus
kurang BB tingkat berat
< 17.0
kurang BB tingkat ringan
17.0 – 18.5
Normal

> 18.5 – 25.0
Gemuk
kelebihan BB tingkat ringan
>25.0 – 27.0
kelebihan BB tingkat berat
>27.0

Peristiwa yang paling dinamik adalah timbulnya menarche pada anak perempuan yang rata-rata terjadi pada umur 12,5 tahun (pada kultur barat). Peristiwa menarhe sangat erat hubungannya dengan masa puncak kurva kecepatan penambahan tinggi badan. Masa ini ditentukan oleh berbagai faktor, tetapi yang terpenting adalah faktor genetik. Sangat erat hubungan antara umur menarhe ibu dengan putrinya, dan lebih erat lagi antar umur menarhe perempuan bersaudara. Faktor lain yang berperan penting adalah status gizi, gadis gemuk akan mendapat menarhe lebih awal daripada yang kurus. Semua penyakit kronik yang menggangu status gizi atau oksigenasi jaringan akan memperlambat pola maturasi pubertas, terutama waktu menarche.
Pubertas dianggap terlambat jika gejala-gejala pubertas baru datang antara umur 14-16 tahun. Biasanya tidak ada kelainan yang mencolok, pubertas terlambat saja, dan kemudian perkembangan berlangsung secara biasa. Pubertas tarda dapat disebabkan oleh faktor herediter, gangguan kesehatan, dan kekurangan gizi. Maka dengan peningkatan kesehatan, gejala pubertas tarda dapat sembuh dengan spontan. Yang dinamakan menarhe tarda ialah menarhe yang baru datang setelah 14 tahun. Kalau menarhe belum datang pada umur 18 tahun, dapat diberi diagnosis amenorhea primer, dan perlu dicari etiologinya. 






BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Menarche (menstruasi pertama seorang gadis) biasanya terjadi pada umur 11-13 tahun. Akan tetapi dalam dasawarsa terakhir ini usia menarche telah bergeser ke usia yang lebih muda kira-kira 9-10 tahun (Sarwono, 2004). Lyewellyn (2010) mengaitkan kejadian tersebut dengan keadaan gizi masyarakat yang lebih baik dan perbedaan karakteristik setiap wanita. Sedangkan Suharsono (2007) berpendapat bahwa akses informasi media elektronik maupun cetak yang berkembang saat ini juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Pernyataan di atas juga didukung oleh studi pendahuluan yaitu dari 7 anak yang sudah menstruasi, 85,7% berstatus gizi baik.
Penelitian ini menggunakan desain studi observasional dengan jenis Cross Sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik, informasi dan status gizi wanita usia 9-12 tahun dengan percepatan terjadinya menarche. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 78 siswi dengan jumlah dan besar sampel 78 siswi. 0,05 dan menghasilkan signifikansi 0,820.a 0,05 dan menghasilkan signifikansi 0,0001. Dan tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan percepatan terjadinya menarche responden yang dibuktikan dengan uji Chi-Square pada aHasil penelitian menunjukkan bahwa urutan kelahiran responden : anak pertama (50%), anak kedua,dst (50%). Pendidikan ayah yang tergolong tinggi (48,7%), rendah (51,3%), pendidikan ibu yang tergolong tinggi (42,3%), rendah (57,7%). Ibu responden yang bekerja (50%), ibu rumah tangga (50%). Informasi tentang menarche: internal (53,8%), eksternal (46,2%). Status gizi responden : baik (55,1%), tidak baik (44,9%). Terjadinya menarche yang tergolong cepat (44,9%), normal (55,1%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik (urutan kelahiran dan pendidikan orang tua), informasi tentang menarche dan status gizi dengan percepatan terjadinya menarche yang dibuktikan dengan uji statistik Chi-Square pada Setelah mengetahui hasil penelitian ini diharapkan team kesehatan dapat memberikan penyuluhan bagi para orang tua untuk lebih memperhatikan dan mendukung tumbuh kembang anak.
B.  Saran
1.    Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.    Bagi Petugas – petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education.














DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1997. Survei Kesehatan Rumah Tangga(SKRT) 1995. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Badriyah,amd.keb.http://badriyah1992.blogspot.com/2011/06/3-hubungan-status-gizi-dan-menarche.html diunduh pada tanggal 2 desember 2012 pukul 7:17 wib)
Shety,A.P http://shetyadam.blogspot.com/2011/10/hubungan-status-gizi-dengan-menarche.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar