MAKALAH GIZI DALAM KESPRO HUBUNGAN
GIZI DENGAN MENARCHE
Dosen
Pengampu : Indri Subekti,S.SiT
Disusun
Oleh kelompok 2 :
1.
Herlina (AKU.11.022)
2.
Hidayatul Rizki (AKU.11.024)
3.
Inas Nurfitriana (AKU.11.026)
4.
Irin Kartika Sari (AKU.11.030)
AKADEMI
KEBIDANAN UNISKA KENDAL(AKU)
Jl.Soekarno
–Hatta No.99 Kendal
TAHUN
AJARAN 2011/2012
KATA PENGANTAR
Assalamialaikum wr. wb
Segala puji bagi Allah
yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada kita semua sehingga
Makalah Hubungan Gizi dengan Menarche dapat terselesaikan dengan tepat
waktu.
Kami berharap Makalah ini
bisa memberikan wawasan luas untuk memahami manusia dari pendekatan teori ilmu
kebidanan. Terlebih lagi untuk mahasiswi yang mendalami bidang kebidanan ,
dimana mereka kelak langsung berhubungan dengan manusia.
Selain itu juga, Kami
berharap tulisan ini dapat menjadi dasar pengantar dari pemenuhan materi
perkuliahan GIZI Dalam KESPRO untuk mahasiswi kebidanan, karana penyusunan materi
disesuaikan dengan silabus dan standar kompetensi materi.
Seperti kata pepatah yang
mengatakan tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, dengan rendah hati
kami berharap kepada Ibu Indri Subekti,S.SiT Selaku Dosen pengampu mata kuliah GIZI
DALAM KESPRO kiranya dapat
memberikan masukan, kritikan, dan tanggapan yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah kami.
Sebagai akhir kata, kami
mengucapkan terima kasih kepada Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini. Semoga Allah SWT
meridhoi. Amiin.
Kendal, Desember
2012
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
D.
Manfaat Penulisan
BAB
II : TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
1.
Status
Gizi
2.
Parameter
Status Gizi
3.
Istilah
status Gizi
4.
Menarche
B.
Hubungan
Status Gizi dengan Menarche
BAB
III : PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masa remaja adalah periode yang paling rawan dalam
perkembangan hidup seorang manusia setelah ia mampu bertahan hidup, dimana
secara fisik ia akan mengalami perubahan fisik yang spesifik dan secara
psikologis akan mulai mencari identitas diri. Dalam proses pencarian jati diri
ini, remaja masih harus dihadapkan pada kondisi lingkungan yang juga
membutuhkan penyesuaian kejiwaan.
Haid
atau menstruasi, merupakan peluruhan dinding rahim yang terdiri dari darah dan
jaringan tubuh. Hal ini berlangsung setiap bulan dan merupakan suatu proses
normal bagi perempuan biasa. Dengan kata lain, menstruasi adalah suatu proses
pembersihan rahim terhadap pembuluh darah, kelenjar-kelenjar dan sel-sel yang
tidak terpakai karena tidak adanya pembuahan atau kehamilan (Panji Irawan
2010).
Pada
remaja putri banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi menarche, antara lain
adanya perubahan hormon yang mempengaruhi kematangan sel dan asupan gizi yang
dkonsumsi saat menjelang datangnya menarche (Waryana 2010:113). Normalnya,
seorang perempuan haid untuk pertama kali pada usia 12 atau 13 tahun. Tetapi
ada juga yang mengalami menstruasi lebih awal (usia 8 tahun) atau lebih lambat
yaitu pada usia 18 tahun. Menstruasi itu sendiri akan berhenti ketika perempuan
sudah berusia sekitar 40-50 tahun, atau yang lebih dikenal dengan istilah menopause.
Siklus menstruasi terjadi setiap 21-35 hari sekali, dengan lama haid berkisar
4-7 hari. Jumlah darah haid normal berkisar antara 30-40 ml (Panji Irawan
2010). Menarche merupakan tanda diawalinya masa puber pada perempuan.
Perkembangan
seksual sekunder dipengaruhi oleh faktor endogen dan eksogen, antara lain
status gizi, lingkungan, media massa, sosial ekonomi, dan derajat kesehatan
secara keseluruhan. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
seksual sekunder untuk hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hypothalamus,
pituitary, dan ovarium. Hormon yang berpengaruh terhadap terjadinya menarche
adalah estrogen dan progesterone. Estrogen berfungsi mengatur siklus haid,
sedangkan progesteron berpengaruh pada uterus, yaitu dapat mengurangi kontraksi
selama siklus haid (Waryana 2010:117). Terdapat hubungan antara jumlah tertentu
lemak tubuh dengan mulai dan berlangsungnya menstruasi. Teori ini menekankan
bahwa menarche terjadi pada berat badan tertentu daripada usia tertentu pada
seorang wanita. Menstruasi yang dating lebih tinggi biasanya disebabkan oleh
beberapa faktor lain, diantaranya adalah berat badan yang berlebihan, aktifitas
fisik, dan genetik. Selain itu dipengaruhi rangsangan-rangsangan kuat seperti
film, buku-buku bacaan, dan majalah orang dewasa yang dapat mempercepat
datangnya menstruasi lebih dini ( Waryana 2010:117) Sebuah hormon yang disebut hormone
pelepas gonadotropin (Gonadotropin-Releasing Hormon atau GnRH) akan dihasilkan
oleh sebuah kelenjar di bagian otak. GnRH akan merangsang kelenjar lainnya,
yaitu kelenjar pituarita untuk melepaskan dua jenis hormon lain, yaitu
Luteinizing Hormon (LH) dan (Follicle-Stimulating Hormon atau FSH). Pada
perempuan FSH dan LH akan mempengaruhi indung telur (ovarium) untuk mulai
membuat hormon estrogen. FSH, LH, dan estrogen bersama-sama akan terlibat dalam
siklus menstruasi dan sekaligus mempersiapkan rahim agar siap untuk mengandung
atau hamil (Waryana 2010:113) Makanan yang bergizi tinggi dan berlemak tinggi
dan berasal dari hewani akan mengakibatkan pertumbuhan berat badan pada
perempuan remaja. Kadar estrogen akan meningkat akibat kolesterol tinggi. Bukan
hanya lemak dari komposisi tubuh saja tetapi sebaliknya dipengaruhi oleh faktor
asupan makan dan faktor tidak adanya penyakit yang melemahkan. Suatu hal yang
dapat mempengaruhi pembentukan hormone salah satunya adalah asupan gizi, dengan
asupan gizi yang baik dapat mempercepat pembentukan hormone-hormon yang
mempengaruhi datangnya menarche. Sehingga dengan perbaikan gizi atau asupan
gizi yang baik dapat menyebabkan umur haid pertama menjadi lebih dini (Depkes
RI 1997). Kekurangan nutrisi pada seseorang akan berdampak pada penurunan
fungsi reproduksi. Pada wanita anoreksia kadar hormon steroid mengalami
perubahan yaitu meningkatkan kadar testosterone serum dan penurunan sekresi
17-keto steroid dalam urine, diantaranya androsteron dan epioandrosteron,
dampaknya terjadi perubahan siklus ovulasi (Waryana 2010:118).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah
yang kami angkat yaitu Pemahaman tentang penyakit yang menyertai kehamilan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui akan hubungan gizi dengan
menarche
2. Tujuan Khusus
a.Mengetahui apa saja penyebab hubungan
gizi dengan menarche
D. Manfaat
1.
Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah
ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam
memberikan asuhan kebidanan.
2.
Bagi Petugas
Kesehata
Makalah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian
1. Status
Gizi
Status gizi adalah merupakan keadaan
kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup
manusia. Selanjutnya, Mc. Laren menyatakan bahwa status gizi merupakan hasil
keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan
penggunaannya
Gizi atau nutrisi, merupakan ilmu
yang mempelajari perihal makanan serta hubungannya dengan kesehatan. Ilmu
pengetahuan tentang gizi (nutrisi) membahas sifat-sifat nutrient (zat-zat gizi)
yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul
bila terdapat kekurangan (ketidakcukupan) gizi. Zat-zat gizi tidak lain adalah
senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam makanan yang pada gilirannya
diserap dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan tubuh kita.
Pertumbuhan normal tubuh memerlukan
nutrisi yang memadai, kecukupan energi, protein, lemak dan suplai semua nutrien
esensial yang menjadi basis pertumbuhan. Pertumbuhan remaja di negara yang
sedang berkembang membutuhkan perhatian khusus pada nutrien vitamin A, seng
atau protein selain kebutuhan energi yang adekuat. Berbeda dengan di negara
barat, di sana dilakukan fortifikasi pada produk makanannya sehingga jarang
ditemukan defisiensi nutrient.
Zat-zat nutrien dibagi dalam dua
golongan besar yakni makro nutrien (zat gizi makro) dan mikro nutrien ( zat
gizi mikro). Zat gizi makro merupakan komponen terbesar dari susunan diet serta
berfungsi menyuplai energi dan zat-zat gizi esensial yang berguna untuk
keperluan pertumbuhan sel atau jaringan, fungsi pemeliharaan maupun aktivitas
tubuh.
Kelompok rentan gizi adalah suatu
kelompok didalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya
atau rentan karena kekurangan gizi. Pada kelompok-kelompok umur tersebut berada
pada suatu siklus pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi
dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok umur yang lain. Kelompok-kelompok
rentan gizi ini terdiri dari :
Kelompok bayi : 0-1 tahun
Kelompok dibawah 5 tahun (balita) : 1-5 tahun
Kelompok anak sekolah : 6-12 tahun
Kelompok remaja : 13-20 tahun
Kelompok ibu hamil dan menyusui.
Kelompok usia lanjut
2. Parameter
Status Gizi
Parameter status gizi adalah ukuran
yang menjadi patokan dalam menentukan status gizi seseorang. Ada beberapa
parameter yang dapat digunakan dalam menilai status gizi seseorang, salah
satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan
antropometri. Antropometri telah lama dikenal sebagai indikator untuk penilaian
status gizi perorangan maupun masyarakat
Table 2.1 Parameter Angka Kecukupan gizi 2004 bagi orang
Indonesia
No
|
Kelompok
Umur
|
Berat
Badan (kg)
|
Tinggi
badan (cm)
|
1
|
0-6
bulan
|
6
|
60
|
2
|
7-12
bulan
|
8.5
|
71
|
3
|
1-3
tahun
|
12
|
90
|
4
|
4-6
tahun
|
17
|
110
|
5
|
7-9
tahun
|
25
|
120
|
Laki-laki
|
|||
6
|
10-12
tahun
|
35
|
138
|
7
|
13-15
tahun
|
46
|
150
|
8
|
16-18
tahun
|
55
|
160
|
9
|
19-29
tahun
|
56
|
165
|
10
|
30-49
tahun
|
62
|
165
|
11
|
50-64
tahun
|
62
|
165
|
12
|
60+
tahun
|
62
|
165
|
Wanita
|
|||
13
|
10-12
tahun
|
37
|
145
|
14
|
13-15
tahun
|
48
|
153
|
15
|
16-18
tahun
|
50
|
154
|
16
|
19-29
tahun
|
52
|
156
|
17
|
30-49
tahun
|
55
|
156
|
18
|
50-64
tahun
|
55
|
156
|
19
|
60+
tahun
|
55
|
156
|
Pengukuran status gizi yang digunakan menurut WHO-NCSH
3. Istilah
status Gizi
BB/U:
Gizi lebihØ > 2.0 SD baku WHO-NCHS
Gizi baik -2.0 s.d. +2.0 SDØ
Gizi kurangØ
<- 2.0 SD
Gizi BurukØ <-3.0 SD
TB/U:
NormalØ >= -2.0 SD baku WHO-NCHS
Pendek (stunted)Ø
< -2.0 SD
Remaja dapat dibagi menjadi tiga sub fase yaitu :
1)
Early adolescent (11 – 14 th)
2)
Middle adolescent (15 – 17 th)
3)
Late adolescent (18 – 20)
Peristiwa yang paling penting pada
usia remaja adalah pubertas, karena pubertas muncul dan berkembang pada rentang
usia yang berbeda menurut jenis kelaminnya. Sangat sulit untuk membuat kategori
pubertas secara kronologis karena itu untuk mendapat pola individu yang
konsisten digunakan istilah tingkat perkembangan pubertas tanpa melihat usia. Tingkat
perkembangan pubertas dibagi dalam tingkat awal, menengah dan lanjut. Gambaran
perkembangan remaja memperlihatkan hubungan yang lebih erat dengan tingkat
perkembangan pubertasatau tingkat maturitas kelamin (TMK). Tabel TMK yang
sering digunakan adalah tabel Tanner yaitu :
Table 2.2 Klasifikasi Tingkat Maturitas Kelamin Anak
Perempuan
TMK
|
Rambut
Pubis
|
Buah
Dada
|
1
|
Praremaja
|
Praremaja
|
2
|
Jarang,
berpigmen sedikit, lurus atas medial labia
|
Menonjol
seperti bukit kecil, areola melebar
|
3
|
Lebih
hitam, mulai ikal, jumlah bertambah
|
Mammae
dan areola membesar, tidak ada kontur pemisah
|
4
|
Kasar,
keriting, banyak tapi belum sebanyak dewasa
|
Areola
dan papila membentuk bukit kedua
|
5
|
Bentuk
segitiga seperti pada perempuan dewasa tersebar sampai medial paha
|
Matang,
papila menonjol, areola sebagai bagian kontur buah dada
|
4. Menarche
Menarche adalah sebuah tanda dimana
seorang remaja putri beranjak dewasa dan sudah siap menjadi seorang wanita
seutuhnya dimana semua organ intim remaja putri tersebut telah siap untuk suatu
system reproduksi (menghasilkan keturunan). Umur menarche yang semakin menurun
ini dapat menyebabkan masalah remaja misalnya kehamilan diluar nikah.
Berdasarkan uji statistik, variabel
antara genetik (status menarche ibu) dengan status menarche responden dan
keterpaparan media elektronik orang dewasa dengan status menarche responden
mengalami hubungan bermakna. Saran bagi sekolah adalah perlu dibentuknya
program komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) atau penyuluhan yang berkala
mengenai kesehatan repoduksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi menarche serta
dapat mengikutsertakan orang tua siswi, khususnya ibu, agar mereka dapat
memiliki pengetahuan yang benar mengenai kesehatan respoduksi khususnya
menarche, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan atau membahayakan si anak
melalui pergaulan bebas tidak terjadi.
Masa remaja awal (TMK 2) pada anak
perempuan biasanya antara usia 10 – 13 tahun berlangsung selama 6 bulan – 1
tahun. Pada anak laki-laki awal tumbuh usia 10,5 – 15 tahun yang berlangsung
antara 6 bulan – 2 tahun. Masa remaja menengah (TMK 3 – 4) anak perempuan
timbul pada usia 11 – 14 tahun berlangsung sampai 2 – 3 tahun. Pada anak
laki-laki usia 12 – 15,5 tahun berlangsung antara 6 bulan – 2 tahun. Masa
remaja lanjut (TMK 5) anak perempuan rata-rata usia 13 – 17 tahun dan anak
laki-laki usia 14 – 16 tahun.
B. Hubungan Status Gizi dengan Menarche
Menarche adalah haid yang pertama
terjadi, yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan
tidak hamil. Status gizi remaja wanita sangat mempengaruhi terjadinya menarhe
baik dari faktor usia terjadinya menarhe, adanya keluhan-keluhan selama menarhe
maupun lamanya hari menarhe. Secara psikologis wanita remaja yang pertama
sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh
perutnya terasa begah atau tegang. Tetapi pada beberapa remaja keluhan-keluhan
tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang
biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur
Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual
pada gadis yang mendapat menstruasi pertama lebih dini, mereka cenderung lebih
berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan mereka
yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya pada gadis yang
menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan daripada yang sudah menstruasi
pada usia yang sama, walaupun tinggi badan (TB) mereka sama. Pada umumnya,
mereka menjadi matang lebih dini akan memiliki body mass index (indeks masa
tubuh, IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki IMT
lebih kecil pada usia yang sama.
Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut :
IMT =Berat badan (Kg)
Tinggi badan(m) x tinggi badan(m)
Table 2.3 Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia
adalah sebagai berikut :
status
gizi
|
Kategori
|
IMT
|
Kurus
|
kurang
BB tingkat berat
|
<
17.0
|
kurang
BB tingkat ringan
|
17.0
– 18.5
|
|
Normal
|
>
18.5 – 25.0
|
|
Gemuk
|
kelebihan
BB tingkat ringan
|
>25.0
– 27.0
|
kelebihan
BB tingkat berat
|
>27.0
|
Peristiwa yang paling dinamik adalah
timbulnya menarche pada anak perempuan yang rata-rata terjadi pada umur 12,5
tahun (pada kultur barat). Peristiwa menarhe sangat erat hubungannya dengan
masa puncak kurva kecepatan penambahan tinggi badan. Masa ini ditentukan oleh
berbagai faktor, tetapi yang terpenting adalah faktor genetik. Sangat erat
hubungan antara umur menarhe ibu dengan putrinya, dan lebih erat lagi antar
umur menarhe perempuan bersaudara. Faktor lain yang berperan penting adalah
status gizi, gadis gemuk akan mendapat menarhe lebih awal daripada yang kurus.
Semua penyakit kronik yang menggangu status gizi atau oksigenasi jaringan akan
memperlambat pola maturasi pubertas, terutama waktu menarche.
Pubertas dianggap terlambat jika
gejala-gejala pubertas baru datang antara umur 14-16 tahun. Biasanya tidak ada
kelainan yang mencolok, pubertas terlambat saja, dan kemudian perkembangan
berlangsung secara biasa. Pubertas tarda dapat disebabkan oleh faktor
herediter, gangguan kesehatan, dan kekurangan gizi. Maka dengan peningkatan
kesehatan, gejala pubertas tarda dapat sembuh dengan spontan. Yang dinamakan
menarhe tarda ialah menarhe yang baru datang setelah 14 tahun. Kalau menarhe
belum datang pada umur 18 tahun, dapat diberi diagnosis amenorhea primer, dan
perlu dicari etiologinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menarche (menstruasi pertama seorang gadis) biasanya terjadi
pada umur 11-13 tahun. Akan tetapi dalam dasawarsa terakhir ini usia menarche
telah bergeser ke usia yang lebih muda kira-kira 9-10 tahun (Sarwono, 2004).
Lyewellyn (2010) mengaitkan kejadian tersebut dengan keadaan gizi masyarakat
yang lebih baik dan perbedaan karakteristik setiap wanita. Sedangkan Suharsono
(2007) berpendapat bahwa akses informasi media elektronik maupun cetak yang
berkembang saat ini juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Pernyataan
di atas juga didukung oleh studi pendahuluan yaitu dari 7 anak yang sudah
menstruasi, 85,7% berstatus gizi baik.
Penelitian ini menggunakan desain studi observasional dengan
jenis Cross Sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik,
informasi dan status gizi wanita usia 9-12 tahun dengan percepatan terjadinya
menarche. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 78 siswi dengan jumlah dan
besar sampel 78 siswi. 0,05 dan menghasilkan signifikansi 0,820.a 0,05 dan menghasilkan signifikansi 0,0001. Dan tidak ada
hubungan antara pekerjaan ibu dengan percepatan terjadinya menarche responden
yang dibuktikan dengan uji Chi-Square pada aHasil penelitian
menunjukkan bahwa urutan kelahiran responden : anak pertama (50%), anak
kedua,dst (50%). Pendidikan ayah yang tergolong tinggi (48,7%), rendah (51,3%),
pendidikan ibu yang tergolong tinggi (42,3%), rendah (57,7%). Ibu responden
yang bekerja (50%), ibu rumah tangga (50%). Informasi tentang menarche:
internal (53,8%), eksternal (46,2%). Status gizi responden : baik (55,1%),
tidak baik (44,9%). Terjadinya menarche yang tergolong cepat (44,9%), normal
(55,1%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna
antara karakteristik (urutan kelahiran dan pendidikan orang tua), informasi
tentang menarche dan status gizi dengan percepatan terjadinya menarche yang
dibuktikan dengan uji statistik Chi-Square pada Setelah mengetahui hasil
penelitian ini diharapkan team kesehatan dapat memberikan penyuluhan bagi para
orang tua untuk lebih memperhatikan dan mendukung tumbuh kembang anak.
B. Saran
1.
Bagi Mahasiswa
Diharapkan
makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan
kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Bagi Petugas –
petugas Kesehatan
Diharapkan
dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam
bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health
education.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes
RI. 1997. Survei Kesehatan Rumah Tangga(SKRT) 1995.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Badriyah,amd.keb.http://badriyah1992.blogspot.com/2011/06/3-hubungan-status-gizi-dan-menarche.html diunduh pada tanggal 2 desember 2012
pukul 7:17 wib)
Ginanjar,galihhttp://catatansigalih.blogspot.com/2011/04/hubungan-antara-status-gizi-terhadap.html?spref=bl(diunduh pada tanggal 2 desember 2012 pukul
14.00 wib)
Shety,A.P
http://shetyadam.blogspot.com/2011/10/hubungan-status-gizi-dengan-menarche.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar