KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami
panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat hidayah dan inayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ASUHAN KEBIDANAN IV.
Penyusun berharap tulisan ini bisa
memberikan wawasan luas untuk memahami tentang Asuhan Kebidanan mengenai
klimakterium dan menopause.
Selain itu penyusun berharap
tulisan ini dapat menjadi dasar pengantar dan pemenuhan materi perkuliahan
ASUHAN KEBIDANAN IV.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
sangat membangun, penulis mengharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan semoga
tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir
kata, kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu penyusunan
tulisan ini. Semoga Allah SWT memberkati kita semua.
Kendal,
Maret 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang...............................................................................
B.
Tujuan.............................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................
A.
Klimakterium..................................................................................
B.
Menopause.....................................................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................
A. Kesimpulan........................................................................................
B. Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa
klimakterium yaitu masa peralihan dalam kehidupan normal seorang
wanita sebelum senium (masa lanjut usia), yang mulai dan aktif masa reproduktif
dan kehidupan sampai masa non-reproduktif. Masa klimakterium meliputi
pramenopause, menopause, dan pascamenopause. Pada wanita terjadi antara umur
40-65 tahun.
Klimakterium prekoks adalah klimakterium yang terjadi
pada wanita umur kurang dari 40 tahun.Pramenopause adalah masa 4-5 tahun
sebelum menopause, keluhan klimakterik sudah mulai timbul, hormon estrogen
masih dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka akan terjadi perdarahan tak
teratur.Menopause adalah henti darah haid yang terakhir yang terjadi dalam masa
klimakterium dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi jadi merupakan satu titik
waktu dalam masa tersebut.
Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun. Pascamenopause
adalah masa 3-5 tahun setelah menopause, dijumpai hiper-gonadotropin (FSH dan
LH) dan kadang-kadang hipertiroid.Sindrom klimaterik klinis adalah
keluhan-keluhan yang timbul pada masa pramenopause, menopause, dan pasca
menopause. Sindrom klimaterik endokrinologis adalah penurunan kadar estrogen,
peningkatan kadar gonadotropin (FSH dan LH).
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara
menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, sosial, dan bukan hanya bebas dari
penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsinya. Kesehatan
reproduksi bukan hanya membahas masalah kehamilan atau persalinan, tetapi
mencakup seluruh siklus kehidupan wanita yang salah satunya adalah masa menopause, yaitu suatu masa yang dimulai
pada akhir masa reproduksi dan berakhir pada masa senium (lanjut usia), yaitu
pada usia 40-65 tahun (Pakasi, 2000). Pada usia ini akan banyak muncul masalah
kesehatan karena masalah kesehatan sangat erat kaitannya dengan peningkatan
usia (Curtis, Glade B, 2000).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan Umur Harapan
Hidup (UHH) orang Indonesia adalah 75 tahun. Umur harapan hidup wanita adalah
67 tahun dan pria 63 tahun (yminti online, 2007).
dampak klimakterium/ aspek psikologys yaitu:Hot flush
yaitu rasa panas didada yang menjalar kewajah yang sering timbul pada malam
hariGangguan psikologis : depresi, mudah tersinggung, mudah marah, kurang
percaya diri, gangguan gairah sexsual, perubahan prilaku. Gangguan mata : mata terasa kering dan gatal akibat berkurang produksi air
mat.Gangguan saluran kemih dan alat kelamin : mudah infeksi, nyeri sanggama,
perdarahan pasca sanggama akibat atropi pada alat kelamin.
Osteoporosis yaitu berkurangnya kepadatan tulang pada
wanita akibat kurangnya hormon estrogen sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah
patah. Penyakit jantung koroner : Berkurangnya hormon estrogen dapat menurunkan
kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang
meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner pada wanita. Kepikunan (Dimensia
tipe alzheimer) : Kekurangan hormon estrogen mempengaruhi susunan syaraf
pusat/otak, sehingga menyebabkan kesulitan konsentrasi, kehilangan ingatan pada
peristiwa jangka pendek.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengelola/ menangani kasus psikologi pada masa
klimakterium dan menopause.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mengetahui pengertian masa klimakterium dan menopause
b. Mahasiswa mengetahui tanda-tanda masa klimakterium dan menopause
c. Mahasiswa mengetahui kondisi psikis pada masa klimakterium dan menopause
pada kasusus nyata
d. Mahasiswa mampu mengetahui psikologi pada masa
klimakterium dan menopause
e. Mampu
memberikan asuhan dan konseling tentang konsep psikologi pada wanita
klimakterium dan menopause.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Klimakterium
1. Pengertian
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa
reproduksi sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Fase klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari
periode reproduktif ke periode non reproduktif. Tanda, gejala atau keluhan yang
kemudian timbul sebagai akibat dari masa peralihan ini disebut tanda atau
gejala menopouse. Periode ini dapat berlangsung antara 5 sebelum dan sesudah
menopause. Pada fase ini fungsi reproduksi wanita menurun. Masa-masa klimakterium :
a. Pra menopause
adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause.
b. Menopause
adalah henti haid seorang wanita.
c. Pasca
menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause (kartini kartono.1992)
Praklimakterium merupakan mirip dengan pra pubertas, dimana pada pubertas kedua muncul tingkah laku
yang lucu-lucu, aneh-aneh, janggal dan tidak pada tempatnya. Mislanya,wanita usia lebih dari 50 tahun pada siang hari
menggunakan rok panjang merah, dengan perhiasan emas
warna-warni, make up berlebihan.
Kemudian, meningkatkan rangsangan seksual yang menimbulkan nafsu yang besar untuk
berhubungan seksual dan kegairahan yang menyala-nyala. Mengingkari ketuaannya agar tampak masih remaja.
Manifestasi individual periode klimakterium dipengaruhi
oleh kepribadian masing-masing individu. Struktur kepribadian yang terintegrasi dengan baik akan memapu
mengkompensasi gangguan fisiologis dan psikis dalam bentuk perbuatan-perbuatan
ynag intelek yaitu mampu mengendalikan diri dan mampu mengatasi gangguan
psikosomatis dengan menyalurkan pada perbuatan yang inteligen, produktif dan
kreatif.
Masa ini ditandai denngan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif yaitu:
a. Terjadi
perubahan pada ovariumseperti sclerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah
folikel dan menurunnyasintesis steroid seks. Lalu henti haid.
b. Dan ditandai
dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran
gonadotropin.
Gangguan – gangguan pada
klimakterium :
1) Gangguan
neurovegetatif, yang disebut juga gangguan vasomotorik
dapat muncul sebagai gejolak panas (hot flushes), keringat banyak,rasa
kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, berdebar-debar, susah bernafas, jari-jari atrofi dan gangguan usus.
2) Gangguan
psikis muncul dalam bentuk mudah
tersinggung, depresi, kelelahan, semangat berkurang, dan susah tidur.
3) Gangguan
somatic, selain gangguan haid atau amenorea, mencakup pulakolpitis atrofikans,
ektropium treter, osteoporosis, atritis, aterosklerosis,sclerosis koroner, dan
adipositas.
4) Gangguan
organik : infark miokard aterosklerosis, osteosklerosis, osteoporosi,
afipositas, kolpitis, disuria, dispareumia artritis, gejala endokrinium berupa
hipertirosis defeminisasi, virilasi dan gangguan libido.
2. Etiologi
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita
terjadi berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis
pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid
seks, penurunan sekresi estrogen, gangguan umpan balik pada hipofise.
3. Patofisiologi
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya
kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya
interaksi antara hipotalamus–hipofise. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi
luteum. Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan
berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini
meningkatkan produksi FSH dan LH. Dari kedua gonadoropin itu, ternyata yang
paling mencolok peningkatannya adalah FSH.
4. Kondisi Fisik Klimakterium
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami
perubahan kulit. Lemak bawah kulit menghilang sehingga kulit mengendor,
sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan
pigmentasi dan menjadi hitam Pada kulit tumbuh bintik hitam, kelenjar kulit
kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan
kerja usus menjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja
usus halus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan gangguan buang air
besar berupa obstipasi.
Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi
liangsenggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang
menyebabkan mudah terjadi (infeksi kandung kemih dan liang senggama). Daerah
sensitive makin sulit untuk dirangsang. Saat berhubungan seksual dapat menjadi
nyeri.
Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi
rendahnya hormon paratiroid. Tulang mengalami pengapuran, artinya kalium
menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang trutama terjadi
pada persendian paha.
5. Kondisi Psikis Klimakterium
Hampir setiap wanita usia klimakteris mengalami suasana hati “depresif” dan “melankolis” (ada yang
relatif pendek dan ada yang relatif panjang)
Sebab utamanya adalah :
Sebab utamanya adalah :
a. Mengingkari
dan memprotes proses biologis yang mengarah pada ketuaan
b. Menganggap
dramatis proses penuaan
c. Kemunduran
jasmani diartikan sebagai tidak ada gunanya lagi hidup karena sudah mendekati
kematian
d. Hidupnya sudah
dianggap tidak ada harapan, penuh kepedihan dan dilupakan semua orang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sosialnya di masa lampau.
Wanita yang hidup dalam suasana yang harmonis, ekonomi
berkecukupan, bahagia, selalu mendapat kepuasan seksual dapat menghadapi ini
dengan rasa tenang. Wanita yang mempunyai masa lampau penuh kenangan cinta yang
indah dan bahagia maka kecantikannya akan tetap awet dan terpancar (kecantikan
psikis).
6. Beberapa Gangguan Perilaku Pada Fase Klimakterium
a. Depresi
menstrual, yang merupakan manifestasi dari kepedihan hati dan kekecewaan sebagai
wanita yang tidak lengakp lagi
b. Perubahan
kehidupan seksual, akan terjadi kegairahan seksual yang luar biasa hingga
kemungkinan melakukan masturbasi. Dan
dapat juga bersikap dingin
c. Obsesi untuk
hamil lagi, yaitu ingin mempertahankan kapasitas reproduksi dan kemudaannya
d. Ilusi, yaitu
mempertanyakan apakah suaminya masih
cukup berharga, sehingga tidak segan-segan bergaul dengan anak-anak muda (tante girang) terjadi pada
wanita yang tidak mampu mengendalikan diri
7. Kehidupan Seks
Pada Masa Klimakterium
Banyak wanita yang berpendapat bahwa hubungan seks
tidak mungkin dilakukan lagi pada masa klimakterium. Pendapat seperti ini tidak
dapat dibenarkan lagi. Hubungan seks tetap dapat dilakukan meskipun usia
telahlanjut.
Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan
mudah cedera sehingga terasa sakit sewaktu bersanggama. Rasa sakit ini dapat
dihilangkan hanya dengan pemberian hormon berupa tablet estrogen oral maupun
berupa krem vagina. Berkonsultasi dan meminta nasehat dokter tetap merupakan cara terbaik.
Masalah utama yang menyebabkan seorang wanita tidak
mau melakukan hubungan seks adalah faktor psikis wanita tersebut. Mereka takut,
gelisah, tegang, sehingga sulit untuk melakukannya. Keadaan serupa terkadang
juga ditemukan pada suami. Istri dan suami mengeluh bahwa mereka sudah tua,
kulit sudah keriput dan badan lemah. Untuk apa melakukan hubungan seks lagi.
Sekali lagi ditekankan di sini bahwa pendapat tersebut tidak dapat dibenarkan. Hubungan seks sangat berperan pada keserasian hubungan suami istri. Setiap
masalah yang timbul akan menyebabkan ke-retakan dalam rumah tangga. Untuk
memecahkan masalah-masalah seperti ini, perlu mencari orang yang sekiranya mampu menyelesaikan masalah yang sedang di
hadapi misal, dokter ,bidan dan tenaga
medis lainnya. Untuk mengemukakan semua masalah tersebut, dan cara yang sederhana ini
acapkali mampu menyelesaikan masalah yang ada.
8. Pencegahan beberapa dampak masa klimakterium
a. Pencegahan
kehamilan :
Banyak wanita
40-50 tahun menjadi gelisah bila haidnya tiba-tiba berhenti atau menjadi tidak
teratur. Hal yang pertama sekali dipikirkan tentu hamil atau tidak. Tetapi ada
juga wanita yang berpendapat, bahwa bila usia sudah di atas 40 tahun dan haid
tidak teratur pasti tidak mungkin hamil lagi. Perkiraan
seperti ini sudah tidak dapat dibenarkan lagi. Haid yang tidak teratur hanya
menunjukkan bahwa pematangan ovum tidak terjadi lagi secara siklis, tetapi
bukan berarti tidak dapat terjadi pembuahan. Pencegahan kehamilan harus tetap
dilakukan. Kehamilan pada usia ini mempunyai risiko baik bagi ibu yang hamil
maupun bagi janinnya. Semua jenis
kontrasepsi alamiah seperti pantang berkala, pencatatan suhu basal badan,
maupun bentuk lainnya sebaiknya tidak dipakai. Cara ini hanya dapat digunakan
pada wanita yang siklus haidnya masih teratur.
b. Penggunaan pil
sebagai kontrasepsi, selain dapat mengatur siklus haid juga sekaligus dapat
menghilangkan keluhan klimakterik. Kerugiannya adalah bahwa dengan siklus haid
yang teratur tidak dapat ditentukan saat wanita tersebut memasuki menopause. Bila
sudah tidak haid lagi dua belas bulan berturut-turut, sudah pasti wanita itu
memasuki usia menopause, sehingga kehamilan sudah tidak mungkin terjadi.
c. Pencegahan
osteoporosis.
Pencegahan
osteoporosis pasca menopause
bukan hanya bergantung pada estrogen, karena pengobatan dengan progestogen juga
efektif dalam mencegah kehilangan tulang (bone loss). Penambahan progestogen ke
pengobatan estrogen mungkin penting dalam mencegah osteoporosis tetapi mungkin
penting dalam mengobati penderita yang telah mengalami osteoporosis. Sementara kebanyakan kajian menunjukkan bahwa pengobatan estrogen
menghambat penyerapan kalsium dari tulang, sangat mungkin dengan memulihkan
kadar kalsitonin yang turun setelah menopause, sekurang-kurangnya 3 kajian
telah memperli-hatkan bahwa kombinasi pengobatan estrogen-progestogen
sesungguhnya meningkatkan massa tulang dengan memajukan pembentukan tulang
baru.
d. Pencegahan
penyakit jantung koroner :
Beberapa
kajian terbaru menyarankan bahwa estrogen dapat memberikan khasiat protektif
terhadap penyakit kardiovasku-ler, terutama bilamana dipakai estrogen alamiah
dosis rendah yang cukup untuk memulihkan gejala menopause. Penurunan 63% pada
harapan kematian akibat penyakit jantung diamati pada 1.000 wanita yang dibati
dengan estrogen yang diawasi selama 15 tahun. Pada wanita yang diobati selama
25 tahun yang diawasi selama 25 tahun dan dibandingkan dengan yang tidak pernah
memakai estrogen, ditemukan penurunan bermakna pada:
1) penyakit
arterikoroner,
2) gagal jantung
kongestif,
3) penyakit
kardiovaskuler aterosklerotik,
4) hipertensi.
5)
B. MENOPAUSE
1. Pengertian
Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika seorang
wanita tidak lagi mengalami menstruasi karena produksi hormonnya berkurang atau
berhenti. Menopause merupakan suatu fase dalam kehidupan seorang wanita yang
ditandai dengan berhentinya masa subur.
Istilah menopause pertama kali digunakan pada tahun
1972. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu meno yang berarti bulan dan
paussis yang berarti berhenti. Pada saat itu, dunia kedokteran barat melihat
menopause sebagai krisis mendis yang berpotensi menyebabkan berbagai penyakit.
Pada pertengahan abad XX pandangan ini berubah. Saat ini menopause dianggap
sebagai kejadian alami dalam hidup seorang wanita. Di Indonesia sendiri, usia
menopause bervariasi antara 45-50 tahun. Namun, proses berubah ke arah
menopause itu sendiri sudah dimulai sejak wanita berusia 40 tahun. Masa ini
dikenal sebagai masa premenopause/ klimakterium.
Ciri utama seorang perempuan mengalami adalah haid
berhenti. Hal ini disebabkan karena ovarium tidak lagi merespon sinyal hormon
di dalam tubuh. Sebelumnya, bila hormon memberikan sinyal kepada ovarium
(indung telur) untuk mengeluarkan ovum (telur), maka ovarium mengeluarkan ovum
yang siap untuk dibuahi. Peristiwa itu rutin terjadi setiap bulan di masa
reproduksi seorang perempuan. Bila tidak ada ovulasi (pertemuan ovum dan
sperma), maka perempuan akan mengalami haid.
Saat ini diperkirakan terdapat > 5 juta wanita
Indonesia yang telah memasuki masa menopause per tahunnya (data dari BPS, 2008)
dimana sekitar 68 % nya mengalami gejala klimakterik (keluhan masa menopause)
namun hanya 62 % dari mereka yang menghiraukan gejala tersebut. Menopause
sendiri didefinisikan sebagai suatu masa setelah 12 bulan tanpa mengalami haid
(amenorea). Menopause biasanya terjadi pada usia 50 tahun ke atas. Pada masa
ini tubuh mengalami beberapa perubahan biologis yang menyebabkan penurunan
tajam pada fungsi ovarium (indung telur) di antaranya adalah menurunnya
produksi hormon seks secara signifikan terutama estrogen.
2.
Jenis-jenis menopause
Monopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
menopause alamiah dan monopause prematur (dini).
a. Menopause
Alamiah
Menopause ini
terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun. Monopause alamiah
terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. Durasinya sekitar 5-10
tahun. Meskipun seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas
tahun. Selama itu menstruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan
kembali lagi. Menstruasi datang secara fluktuatif. Lamanya, intensitasnya, dan
alirannya mungkin bertambah atau berkurang. Wanita yang mengalami menopause
alamiah mungkin membutuhkan perawatan atau mungkin tidak membutuhkan perawatan
apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik. Selain
itu proses menopause berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause.
b. Monopause Dini
Menurut dr.
ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian Obstetri dan Ginekologi, FKUI/RSUPN
Cipto Mangunkusumo, Jakarta “menopause dini adalah berhentinya haid di bawah
usia 40 tahun”. Kalau wanita itu sudah berusia di atas 40 tahun, misalnya pada
usia di atas 40 tahun, misalnya usia 42 dan 43, ia tidak dikategorikan sebagai
wanita yang mengalami menopause dini. Demikian juga pada wanita usia produktif
yang tidak lagi haid karena pengangkatan rahim, ia tidak dapat disebut sebagai
penderita menopause dini. Ini disebabkan indung telurnya masih ada dan masih
memproduksi sel-sel telur serta mengeluarkan hormon estrogen. Sementara itu,
jika kedua indung telurnya di angkat, otomatis produksi hormon estrogen
terhenti pula. Otomatis tidak akan mengalami haid lagi untuk seterusnya
sehingga dapat disebut telah mengalami menopause dini.
Menopause ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, bisa karena indung telurnya
diangkat, misalnya karena menderita kanker indung telur. Kedua, diduga karena
gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, makanan yang
tidak sehat, dan kurang berolah raga. Ketiga bisa karena pengaruh obat-obatan
seperti obat pelangsing dan jamu-jamu yang tidak jelas zat kimianya. Pada
umumnya, obat-obatan pelangsing memang mengandung zat kimia yang dapat
menghambat produksi hormon.
Gejala
menopause dini dengan menopause biasa tidak ada bedanya, walaupun setiap orang
mengalami gejala dalam waktu yang sama. Tetapi dari segi perubahan fisik
penderita menopause biasanya tampak lebih parah. Ini terlihat dari keluhan
–keluhan yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan penyakit jantung koroner
yang datang lebih cepat. Oleh karena itu datangnya menopause dini perlu
diwaspadai.
3. Tanda dan gejala menopause
Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap
yaitu masa pramenopause, menopause dan pasca menopause.
a. Pramenopause
Pramenopause
yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan gejala menopause
(biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan pada masa siklus haid
benar-benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi
perubahan fisik yang berarti.
b. Menopause
Masa menopause
menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya bisa dilakukan setelah
seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh.
c. Pascamenopause
Masa ini
adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain, pascamenopause
terjadi setelah masa menopause. Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya sudah
dapat menyesuaikan dii dengan perubahan-perubahan hormonalnya.
Gejala-gejala
dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena
fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit
estrogen/progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya
mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala
yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar
estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri
terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen
ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini
sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium.
Perubahan hormonal pada tubuh tersebut berakibat
munculnya gejala-gejala seperti nyeri sendi & sakit pada punggung,
pengeringan pada vagina (sehingga sakit saat melakukan hubungan seksual), sulit
menahan kencing, gangguan mood & emosi tinggi sehingga menimbulkan stres,
selain itu penurunan kadar estrogen juga mengakibatkan kecenderungan
peningkatan tekanan darah, pertambahan berat badan & peningkatan kadar
kolesterol. Pada jangka panjang keluhan akibat menurunnya kadar estrogen ini
dapat menyebabkan osteoporosis, penyakit jantung koroner, dementia tipe
Alzheimer, stroke, kanker usus besar, gigi rontok & katarak.
Bagi kebanyakan wanita keluhan-keluhan tersebut
terutama yang bersinggungan dengan kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan
dampak negatif pada kualitas hidup & rasa percaya diri. Untuk itu perlu
penanganan menopause yang tepat dalam menghadapinya. Saat ini pengobatan yang
paling efektif untuk mengobati gejala menopause & sekaligus sebagai
pencegahan terhadap osteoporosis adalah dengan terapi berbasis hormon estrogen
yang bertujuan untuk menggantikan penurunan estrogen yang terjadi saat
menopause. Dan untuk wanita menopause yang masih memiliki uterus (rahim) maka terapi
tersebut dikombinasikan dengan progestogen.
4.
Pengobatan
Tidak semua wanita pasca menopause perlu menjalani Terapi Sulih Hormon
(TSH). Setiap wanita sebaiknya mendiskusikan resiko dan keuntungan yang
diperoleh dari TSH dengan dokter pribadinya.
Banyak ahli
yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk :
a. Mengurangi
gejala menopause yang tidak diinginkan
b. Membantu
mengurangi kekeringan pada vagina
c. Mencegah
terjadinya osteoporosis.
Beberapa efek samping dari TSH :
1) Perdarahan
vagina
2) Nyeri payudara
3) Mual
4) Muntah
5) Perut kembung
6) Kram rahim.
Untuk
mengurangi resiko dari TSH dan tetap mendapatkan keuntungan dari TSH, para ahli
menganjurkan:
a) Menambahkan
progesteron terhadap estrogen
b) Menambahkan
testosteron terhadap estrogen
c) Menggunakan
dosis estrogen yang paling rendah.
d) Melakukan
pemeriksaan secara teratur, termasuk pemeriksan panggul, dan Pap smear sehingga
kelainan bisa ditemukan sedini mungkin.
Estrogen tersedia dalam bentuk alami dan sintetis
(dibuat di laboratorium).
Estrogen sintetis ratusan kali lebih kuat dibandingkan estrogen alami sehingga tidak secara rutin diberikan kepada wanita menopause. Untuk mencegah hot flashes dan osteoporosis hanya diperlukan estrogen alami dalam dosis yang sangat rendah. Dosis tinggi cenderung menimbulkan masalah, diantaranya sakit kepala migren. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet atau tempelan kulit (estrogen transdermal).
Estrogen sintetis ratusan kali lebih kuat dibandingkan estrogen alami sehingga tidak secara rutin diberikan kepada wanita menopause. Untuk mencegah hot flashes dan osteoporosis hanya diperlukan estrogen alami dalam dosis yang sangat rendah. Dosis tinggi cenderung menimbulkan masalah, diantaranya sakit kepala migren. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet atau tempelan kulit (estrogen transdermal).
Krim estrogen bisa dioleskan pada vagina untuk
mencegah penipisan lapisan vagina (sehingga mengurangi resiko terjadinya
infeksi saluran kemih dan beser) dan untuk mencegah timbulnya nyeri ketika
melakukan hubungan seksual. Wanita pasca menopause yang mengkonsumsi estrogen
tanpa progesteron memiliki resiko menderita kanker endometrium. Resiko ini
berhubungan dengan dosis dan lamanya pemakaian estrogen.
5. Pola makan sehat menuju menopause
Menopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan wanita. Untuk
mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause yang
disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen, pengaturan menu makanan yang tepat
sedini mungkin adalah salah satu jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan
hormon estrogen pada tubuh. Hal ini merupakan alternatif alamiah, yaitu dengan
mengkonsumsi ekstra estrogen yang banyak terkandung pada sejumlah bahan pangan.
Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk
membatasi makanan yang tidak begitu bagus untuk seorang wanita menuju masa
menopause karena ransel di kalori dapat lebih mudah selama fase kehidupan ini
dan faktor risiko jenis penyakit tertentu bisa naik. Tidak mengkonsumsi lemak
berlebih dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol juga minuman berkafein, akan
memelihara hati dan sistem kardiovaskular yang sehat dan membantu untuk
mengurangi risiko kondisi seperti kanker dan diabetes.
Ganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti
air mineral dan teh hijau tanpa kafein. Sayuran dan buah-buahan segar selalu
penting untuk disertakan dalam setiap diet. Seorang wanita harus menjauhi
makanan berlemak dan manis serta yang mengandung kafein atau apa pun yang
benar-benar tidak memiliki nilai gizi.
Ada senyawa alamiah dalam tumbuh-tumbuhan dan
kacang-kacangan yang struktur kimianya mirip dengan hormon estrogen dan
disinyalir akan menghasilkan efek seperti kerja estrogen. Senyawa tersebut disebut
fitoestrogen. Bahan pangan yang kaya akan fitoestrogen adalah jenis
kacang-kacangan terutama kacang kedelai, serta dapat ditemukan pada hampir
semua jenis serealm sayuran, pepaya, dan tanaman lain yang kaya akan kalsium.
Bahan pangan kaya fitoestrogen yang cocok digunakan untuk minuman segar antara
lain tahu sutera. Bahan yang terbuat dari kacang kedelai ini memiliki tekstur
yang sangat lembut, seperti krim kental, dapat menjadi pengganti aneka produk
dari daging sapi dan minyak hewani.- Susu Kedelai. Susu yang terbuat dari
kacang kedelai ini kaya zat fitoetrogen, sangat fleksibel diolah menjadi
dessert yang mengugah selera. Dianjurkan pula mengkomsumsikan bengkuang,
agar-agar rumput laut.
6.
Olahraga teratur menjelang menopause
Berolahraga secara teratur banyak manfaatnya. Berolahraga memungkinkan
untuk membakar lemak yang berlebih dengan lebih efisien. Dengan demikian,
olahraga mambantu mengandalikan berat badan. Selain itu olahraga mempunyai
manfaat sebagai berikut :
a. Meningkatkan
fungsi kekebalan tibuh, serta kemampuan tubuh untuk menjaga kadar gula darah.
b. Menjaga
kepadatan tulang.
c. Menjaga massa
otot.
d. Membakar
kalori lemak.
e. Mengurangi
stress
f. Mengurangi
gejala menopause misalnya meriang.
g. Membantu
menjaga fleksibilitas dan kelenturan sendi sejalan dengan bertambahnya usia.
BAB III
P E N U T U P
A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal
masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Sedangkan Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode
ketika seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi karena produksi hormonnya
berkurang atau berhenti. Menopause merupakan suatu fase dalam kehidupan seorang
wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur.
Menopause bukanlah suatu yang menakutkan.
Kedatangannya tidaklah menakutkan asalkan kita bisa mensikapinya dengan
bijaksana & apabila terjadi keluhan-keluhan, kunjungilah dokter untuk
mendapatkan terapinya.
B. SARAN
Menjadi tua dan keriput memang hal yang sering
ditakuti oleh para wanita. Namun, hal ini bukan berarti wanita kehilangan
identitas kewanitaannya. Justru seharusnya sadar bahwa wanita yang mengalami
masa klimakterium dan menopause memulai fase kehidupan baru sebagai wanita yang
matang dalam berpikir. Namun, memang tidak dapat dipungkiri bahwa saat memasuki
masa klimakterium dan menopause akan
terjadi perubahan fisik dan emosi. Oleh karena itu, masa klimakterium dan
menopause merupakan masa yang membutuhkan penyesuaian diri dan pengertian dari
berbagai pihak, terutama keluarga.
Selain hal tersebut penting diingat bahwa gaya hidup
kita semasa muda sangat mempengaruhi gejala klimakterium dan menopause yang
akan dirasakan kelak. Berikut beberapa tips supaya tetap sehat saat memasuki
masa klimakterium dan menopause nanti, yaitu :
1. Tidak merokok
(bila merokok cobalah untuk berhenti),
2. Tidak minum
alkohol,
3. Sering berolah
raga secara teratur,
4. Makan makanan
yang sehat (terutama yang bersumber dari kacang kedelai sebagai sumber
fitoestrogen)
5. Cukup terkena
cahaya matahari.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Hj.
Hardiko, Siti Rahayu. 2007. Menopause Tanpa Stress. Jakarta, Penerbit Sunda
Kelapa Pustaka
Dokter P. Simatupang,
Hotma. Menopause. http://medicastore.com Copyright ©
2010 konseling.net 2009. Menopause. http://konseling.net
thanks for the information
BalasHapusmenopause
http://magazines-for-women-2020.blogspot.com.eg/2017/07/how-to-prevent-menopause-symptoms.html